Rabu, 31 Juli 2013

KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN PERPUSTAKAAN


Komunikasi bukanlah suatu yang dapat diabaikan oleh perpustakaan, segala hal tentang organisasi, jasa layanan, staf, fasilitas, dan tindakkan mengkomunikasikan sesuatu untuk kepentingan pemustaka. Perpustakaan seharusnya memeriksa gaya, kebutuhan dan kesempatan komunikasinya serta mengembangkan sutau program komunikasi yang dapat berpengaruh secara positif dari segi biaya.
Tanggung jawab komunikasi suatu organisasi mempunyai sasaran yang luas, namun komunikasi dalam konteks pemasaran lebih ditekankan pada aspek promosi, bagaimana agar jasa dan layanan perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pemustaka.

Termasuk bentuk komunikasi dalam kaitannya dengan kegiatan promosi adalah penampilan fisik, kecepatan proses dan penampilan/performans dari staf perpustakaan, seperti berikut :

a.    Penampilan fisik
Walaupun perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah demikian pesat, tapi proses “konsumsi” jasa perpustakaan hingga saat ini masih berlangsung di dalam gedung perpustakaan. Oleh karena itu untuk menciptakan rasa nyaman bagi pemustaka. Perlu sekali diciptakan ruangan yang bersih, ditata dengan rapi, serasi dan menarik. Tersedianya fasilitas gedung  yang terawat dan terjaga dengan baik seperti penerangan, serta fasilitas umum seperti mushola, dan toilet. Penataan ruang yang baik  menuntut perhatian yang terus menerus sehingga ruangan akan terjaga kebersihannya, pencahayaannya, pengaturan suhu udaranya, dan lainnya.
Dengan tersediannya ruangan/gedung perpustakaan yang nyaman, tentunya akan berdampak pada tingkat kunjungan sehingga tingkat pemanfaatan perpustakaan akan terus berjalan dengan baik.
b.   Kecepatan proses
Perpustakaan sebagai penghasil jasa informasi, memiliki ciri yang khas yang berbeda dari organisasi penghasil barang. Pada organisasi penghasil barang, proses berbeda jauh dari konsumen karena dilakukan di dalam pabrik. Konsumen menerima hasil akhir lewat distributor-distributor.
Pada organisasi penghasil jasa seperti perpustakaan proses produksi dan konsumsi jatuh pada saat yang sama. Pustakawan perlu memahami dengan benar bahwa justru proses produksi itulah yang dijual. Keseluruhan sistem berlangsung seperti kebijakan, prosedur, aliran informasi, keterlibatan pemustaka dalam penyelenggaraan jasa, akan sangat berpengaruh terhadap kesan yang diperoleh pemustaka. Oleh sebab itu kelancaran dalam keseluruhan proses harus terus menerus disempurnakan.
c.    Kinerja pustakawan
Pihak yang mengerjakan proses dan menghasilkan jasa layanan adalah pustakawan yang secara langsung berhadapan dengan pemustaka. Sehingga dikatakan bahwa variable inilah yang terpenting. Para pustakawan harus berperilaku professional. Perilaku professional dapat terwujud, jika mereka memiliki keahlian/keterampilan pemasaran, komunikasi dan lain-lainnya serta memiliki jiwa seni (art), semangat melayani yang konsisten atau berdedikasi dan berwawasan maju.
Konsep tersebut merupakan bagian terpenting dalam penerapannya di perpustakaan. Komunikasi menjadi bagian terpenting ketika perpustakaan memberikan pelayanan kepada pemustaka. Komunikasi yang baik ketika memberikan pelayanan kepada pemustaka menjadi kunci keberhasilan layanan  perpustakaan. Dalam penerapan konsep  tersebut, pustakawan menjadi kunci pokok berhasil atau tidaknya   komunikasi yang dibangun oleh perpustakaan dengan pemustaka. (djopras)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar