Rabu, 31 Juli 2013

KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN PERPUSTAKAAN


Komunikasi bukanlah suatu yang dapat diabaikan oleh perpustakaan, segala hal tentang organisasi, jasa layanan, staf, fasilitas, dan tindakkan mengkomunikasikan sesuatu untuk kepentingan pemustaka. Perpustakaan seharusnya memeriksa gaya, kebutuhan dan kesempatan komunikasinya serta mengembangkan sutau program komunikasi yang dapat berpengaruh secara positif dari segi biaya.
Tanggung jawab komunikasi suatu organisasi mempunyai sasaran yang luas, namun komunikasi dalam konteks pemasaran lebih ditekankan pada aspek promosi, bagaimana agar jasa dan layanan perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pemustaka.

Selasa, 30 Juli 2013

MEMBANGUN PERSEPSI POSITIF PERPUSTAKAAN




Persepsi  dapat didefinikan sebagai suatu  proses penginderaan,  yang merupakan diterimanya stimulus oleh individu melalui inderanya, selanjutnya diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya. Pengalaman dan proses belajar individu biasanya akan mempengaruhi proses menginterpretasikan stimulus yang diterima oleh individu yang bersangkutan. Dengan demikian jika seseorang memiliki pengalaman yang menyenangkan dengan perpustakaan, maka orang tersebut akan sering berkunjung ke perpustakaan dan memanfaatkan layanan yang ada. Namun jika yang terjadi adalah sebaliknya maka orang tersebut akan meninggalkan perpustakaan.

Senin, 29 Juli 2013

KOMITMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGAKAN PERPUSTAKAAN



Para pejabat di negeri ini, pada saat memberikan sambutan dalam  acara yang berkaitan dengan perpustakaan selalu mengatakan betapa pentingnya keberadaan sebuah perpustakaan. Hal tersebut tidak terkecuali di perguruan tinggi, sekolah atau perpustakaan umum maupun perpustakaan pada lembaga-lembaga khusus. Dalam tulisan ini akan dibahas salah satu hal yang berkaitan dengan keberadaan perpustakaan di sekolah dasar.

Jumat, 19 Juli 2013

ALAT PROMOSI PERPUSTAKAAN MELALUI MEDIA MASA



1.   Publisitas
Publisitas merupakan merupakan salah satu alat promosi yang efektif dan murah dalam memperkanalkan keberadaan perpustakaan, termasuk jasa/produk yang ditawarkan melalui berita di media penerbitan, seperti surat kabar, majalah, majalah dinding, melalui media elektronik, media online (internet) maupun panggung. Penggunaan bentuk publisitas untuk promosi perpustakaan akan dapat menjangkau masyarakat pendengar, pembaca dan pemirsa yang cukup luas, karena akan banyak dibaca, didengar dan ditonton orang.

DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN




Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan perpustakaan adalah LibQual+™ (Library Quality). LibQual+TM dikembangkan dari SERVQUAL yang dirancang untuk mengukur kualitas layanan pada industri jasa. LibQual+™ dicetuskan pada tahun 1999 oleh para pakar di bidang ilmu perpustakaan dan informasi yang tergabung dalam ARL (Association Research Library) di Amerika Serikat bekerjasama dengan Texas A&M University, setelah melalui kajian yang lama. Metode ini dianggap paling mutakhir dan kini digunakan oleh hampir seluruh perpustakaan di Amerika Serikat, Eropa, United Kingdom, dan Australia.

Rabu, 08 Mei 2013

MENINGKATKAN PELAYANAN INFORMASI MELALUI PENERAPAN BAURAN PEMASARAN DI PERPUSTAKAAN

                Perpustakaan sebagai sebuah organisasi yang memberikan pelayanan kepada pemustaka, tetaplah dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang baik. Sebuah pelayanan di perpustaka- an dapat dinilai baik, apabila pelayanan tersebut dapat memberikan nilai kepuasan bagi pemusta-kanya.

      Terkadang tidak disadari oleh para pengelola perpustakaan, bahwa perpustakaan dapat dikatakan sebagai “perusahaan” yang secara tidak langsung “menjual” jasanya kepada pemustaka. Sebagai sebuah “perusahaan” yang menjual jasa kepada pemustaka, perpustakaan dituntut untuk dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya yang dalam hal ini adalah pemustaka.
            Banyak hal yang dapat dilakukan oleh perpustakaan untuk dapat memberikan kepuasan kepada pemustaka. Salah satu hal yang dapat diberikan oleh perpustakaan untuk dapat memberikan kepuasan kepada pemustaka adalah dengan memberikan pelayanan yang baik kepada mereka. Adanya penerapan sebuah konsep layanan yang berorientasi kepada pemustaka sangatlah diperlukan, karena fungsi dari lembaga informasi adalah untuk mendekatkan kebutuhan pemustaka. Lembaga informasi/ perpustakaan memiliki tugas untuk memfasilitasi, bukan untuk mensabotase kebutuhan pemustaka.[1]
            Dalam dunia pemasaran dikenal sebuah konsep yang dikenal dengan bauran pemasaran dengan paradigma 4C, yaitu sebuah konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen dalam menjual produknya. Apabila diterapkan di perpustakaan, produk yang dijual dalam hal ini adalah jasa yang diberikan oleh perpustakaan kepada pemustaka. Salah satu bentuk jasa dalam hal ini adalah pelayanan informasi yang diberikan perpustakaan kepada pemustaka.
            Bauran pemasaran (marketing mix) juga dikenal sebagai kelompok kiat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai target market. Fungsinya adalah untuk mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasinya. Konsep bauran pemasaran tidak mutlak milik perusahaan atau organisasi bisnis, tetapi juga dapat diterapkan pada perpustakaan.
            Dalam  proses pemasaran, akan menyentuh elemen-elemen pemasaran dari hari ke hari, misalnya interaksi antara pustakawan dengan dengan pemustaka, termasuk disini adanya penyediaan waktu untuk mengadakan pertemuan dengan pemustaka. Ada beberapa kegiatan perpustakaan yang secara eksplisit terkait dengan proses pemasaran misalnya survey perilaku pemustaka dan lainya.[2]
            Bauran pemasaran (marketing mix) dengan paradigma 4C yang terdiri dari costumer value, cost to the costumer, convenience dan communication. Konsep tersebut saling berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang maksimal.

      Penerapan konsep bauran pemasaran  4C, yaitu : (1) Costumer value,  yang berarti perpustakaan harus memperhatiakn need and want dari pemustakannya yang diharapkan akan menambah nilai dari pelayanan informasi, misalnya dengan menambah jam layanan. (2) Cost to the Costumer, perpustakaan harus mempertimbangan antara informasi yang diberikan dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemustaka. (3) Convinience, dalam penerapan konsep ini perpustakaan harus dapat memberikan kenyaman dalam hal akses informasi kepada pemustaka. (4) Communication, komunikasi dalam konsep pemasaran lebih ditekankan pada aspek promosi, dalam hal tersebut adalah untuk memperkenalkan kepada pemustaka tentang jasa dan layanan informasi di perpustakaan. Selanjutnya diharapkan pemustaka akan datang dan memanfaatkan layanan informasi di perpustakaan.
Konsep tersebut di atas memungkinkan terciptanya sebuah perpustakaan yang berorientasi kepada pemustaka, sehingga diharapkan dengan penerapan bauran pemasaran tersebut akan meningkatkan tingkat kepuasan pemustaka. (by djoko prasetyo)


[1] Raddon, Rosemary (ed). Information Dynamics. Brookfield, Vermon: Gower, 1996; 112.
[2]Corrall, Sheila, Breverton, Antony. The New Professional’s Handbook : your guide to information services management. London : Library Association Publishing, 1999.247.