Rabu, 07 Desember 2011

PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR BELUM MENDAPAT PERHATIAN YANG SEMESTINYA

Perpustakaan merupakan salah satu sarana dalam menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah. Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan saja hanya merupakan unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi murid, melainkan bagian integral dari pembelajaran. Artinya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan mengadakan bahan perpustakaan bermutu yang sesuai dengan kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang lain, misalnya yang berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di sekolah .
Dengan membanjirnya informasi dalam skala global, perpustakaan sekolah diharapkan tidak hanya menyediakan buku bacaan saja namun juga perlu menyediakan sumber informasi lainnya, seperti bahan audio-visual dan multimedia, serta akses informasi ke Internet. Akses ke Internet ini diperlukan untuk menambah  dan melengkapi pengetahuan anak dari sumber lain yang tidak dimiliki oleh perpustakaan sekolah. Menyikapi hal ini pustakawan sekolah dan guru perlu mengajarkan kepada murid untuk dapat mengenali berbagai jenis informasi yang diperlukan dan menelusurinya melalui sumber informasi tersebut di atas. Untuk itu diperlukan program pengetahuan tentang literasi informasi di sekolah. Dengan mengikuti program semacam itu murid diarahkan untuk memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah melalui informasi yang diperolehnya. Kemampuan ini juga kelak akan bermanfaat di kemudian hari dalam meniti perjalanan kariernya.
Namun demikian, kenyataan di lapangan berbeda jauh dari kondisi ideal tersebut di atas. Sebuah sumber informasi (http:/www.mediaindonesia.com/berita.asp?id=122758) menyebutkan bahwa hanya sekitar 5% dari 200 ribu sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiah (MI) yang memiliki perpustakaan. Sebagian besar SD dan MI itu belum memiliki pustakawan. Bahkan dari 10 ribu SD dan MI itu kurang dari 10% yang dikelola para pustakawan. Pengelolaan perpustakaan lebih banyak diserahkan pada para guru. Dedy Rahmananta, Kepala Perpustakaan Nasional pada waktu itu, mengatakan bahwa guru sudah memiliki kesibukan utama sendiri sebagai pengajar. 
Hal tersebut mengakibatkan pengelolaan perpustakaan yang oleh guru menjadi tidak maksimal, banyak jabatan pustakawan terbengkalai dan perpustakaan sekolah pun tidak berkembang. Dedy juga menjelaskan bahwa kepala sekolah atau guru sering mengklaim sekolah mereka telah memiliki perpustakaan. Tetapi, faktanya yang dimaksud perpustakaan oleh mereka hanya sebuah ruang kosong dan satu lemari kaca berisi buku-buku. Itu pun lemari bukunya dikunci rapat-rapat. Padahal, sebuah perpustakaan harus memenuhi standar sebagai perpustakaan. Paling tidak perpustakaan memiliki sarana dan prasarana dan juga pustakawan serta dana khusus untuk mengelolanya. Jadi, pada umumnya Perpustakaan Sekolah Dasar belum dikelola secara baik dan belum sesuai dengan kebutuhan penelusuran informasi yang cepat dan akurat. Banyak hal yang seharusnya dibenahi dan ditanggulangi seperti ketenagaan, koleksi, manajemen,  sarana, dan prasarananya.
Penulis menemukan kenyataan di lapangan tepatnya pada tahun 2007, penulis menjadi anggota tim penelitian kelayakan perpustakaan sekolah dasar di sebuah kabupaten. Pada saat penulis ke lapangan menjumpai sebuah perpustakaan yang tak lebih adalah lemari penyimpanan buku. Hal tersebut terjadi pada saat penulis meminta untuk diantar ke perpustakaan salah satu  SD, ternyata hanya ditunjukan sebuah lemari yang ada didalam aula, seperti yang terlihat pada foto di atas.
Hal tersebut diluar dugaan, sudah terbayangkan bahwa perpustakaan tersebut berada di ruang khusus dan terdapat banyak  buku, namun betapa sedihnya melihat kenyataan yang ada. Ternyata perpustakaan belum menjadi prioritas untuk mencerdaskan bangsa ini. Mudah-mudahan kondisi tahun  2007 tersebut sudah berubah menjadi lebih baik saat ini.
Dari uaraian tersebut di atas mengesankan bahwa perpustakaan SD belum dikelola sebagaimana mestinya sebuah perpustakaan, tetapi sangat diharapkan di tahun 2011 ini sudah terjadi perubahan yang radikal, menjadi perpustakaan yang ideal ada di sebuah lembaga pendidikan. Posting tulisan ini adalah merupakan posting  yang dimaksudkan untuk melihat perkembangan perpustakaan secara bertahap, sesuai dengan perkembangan yang ada. Tulisan ini akan berlanjut dengan perkembangan yang terjadi di beberapa Perpustakaan Sekolah Dasar.


Sumber bacaan :

Jawa Tengah. Dinas P dan K. Balai TKPS.2006. Organisasi Manajemen dan
         Administrasi Perpustakaan Sekolah Dasar, disudun dalam rangka Panduan
          Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Semarang : Balai TKPS Dinas P dan K.

http//www.media-indonesia.com/berita asp?id=122758

2 komentar:

  1. Pade joko tuh... pengamat perpustakaan SD, jadinya ya.. penelitian fenomena perpustakaan SD.

    BalasHapus