Beberapa
hari yang lalu di suatu sore yang cerah, penulis kedatangan 5 orang teman, yang kesemuanya
memiliki anak yang masih duduk disekolah dasar. Setelah bercerita dan
berdiskusi tentang berberapa hal, penulis menanyakan tentang pentingnya keberadaan
perpustakaan SD dimana anak-anak mereka sekolah. Pertanyaan pertama saya ajukan
“Apakah perlu SD memiliki perpustakaan?”, ternyata semua menjawab perlu bahkan
ada yang menjawab sangat penting. Kemudian penliulis lanjutkan dengan pertanyaan yang kedua, “Jika perpustakaan itu
penting, apakah pada waktu memilih sekolah keberadaan
perpustakaan menjadi salah satu pertimbangan untuk memasukan anak ke sekolah?” Apa jawaban mereka, jawabannya sama yaitu tidak menjadikan keberadaan perpustakaan sekolah sebagai salah satu pertimbangannya mereka memasukan anaknya ke sekolah.
perpustakaan menjadi salah satu pertimbangan untuk memasukan anak ke sekolah?” Apa jawaban mereka, jawabannya sama yaitu tidak menjadikan keberadaan perpustakaan sekolah sebagai salah satu pertimbangannya mereka memasukan anaknya ke sekolah.
Dari dua jawaban pertanyaan di atas,
penulis teringat dengan pernyataan bahwa ukuran kemjuan sebuah lembaga
pendidikan (sekolah) akan dilihat berapa banyak buku dan bahan perpustakaan
lainnya yang dimiliki. Pernyataan tersebut berarti, bahwa kemajuan sebuah
sekolah akan terlihat dari maju atau tidaknya perpustakaan, dengan demikian
keberadaan dan kondisi perpustakaan sekolah dapat dijadikan tolok ukur dari
kemajuan sekolah yang bersangkutan. Agar perpustakaan dapat maju, diperlukan
komitmen dari kepala sekolah.
Kepala Sekolah di setiap sekolah menduduki peran yang sentral. Kepala
Sekolah paling bertanggung jawab atas segala pelaksanaan program-program yang
telah disusun bersama stafnya. Peran Kepala Sekolah di lingkungan sekolah
adalah sebagai EMASLIM (Edukator,
Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator). Lebih
jauh lagi, sebagai administrator pendidikan, Kepala Sekolah harus mampu
menentukan prioritas pendidikan bagi para guru dan siswa agar menggunakan
perpustakaan. Kepala Sekolah mempunyai wewenang dalam penyusunan jadwal
pelajaran, mengatur penempatan guru, pengaturan dan penyusunan kelas serta
ruang belajar, termasuk mengusahakan dan memenuhi kebutuhan fasilitas belajar
seperti perpustakaan. Agar dapat menentukan arah kebijakan yang tepat dalam
membina perpustakaan di sekolah yang dipimpinnya, kepala sekolah dan
pengelolanya sudah seharusnya memahami dengan baik tentang konsep perpustakaan
ideal.
Kata ideal berhubungan dengan idealisme. Mudahnya, idealisme dapat
diartikan sebagai cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang atau sekelompok
orang. Blasius Sudarsono (2006) dalam buku Antologi Kepustakawanan Indonesia ,
menyatakan bahwa idealisme bukan sembarang cita-cita, namun cita-cita yang
bernilai tinggi atau luhur. Ia terkait dengan suatu tata nilai tentang
kebenaran, harga diri dan martabat serta hasrat untuk mencapai hasil yang
istimewa dan memuaskan.
Sedangkan fungsi idealisme, antara lain adalah sebagai penghela
transformasi, penumbuh komitmen, penunjuk arah transformasi, pengendali masa
depan, dan penumbuh perasaan telah melakukan sesuatu yang berarti, penting, dan
bermakna. Jadi, jika hal tersebut dikaitkan dengan konsep perpustakaan sekolah
yang ideal, maka akan banyak ditemukan pernyataan, seperti: Perpustakaan
sekolah yang ideal adalah perpustakaan sekolah yang dapat mendukung
perkembangan masyarakat berkehidupan yang cerdas. Atau, perpustakaan sekolah
yang ideal adalah yang mampu menjadi sarana untuk meningkatkan ketrampilan
membaca dan menghaluskan sikap moral setiap pembaca, dan seterusnya.
kalo menurut saya perlu pak..tapi kebanyakan sekolahan akan sangat membutuhkan perpustakaan apabila ada akrditasi saja..
BalasHapusMba Irul ...ya realitsnya seperti itu, ayo kita gerakkan bersama...sehingga perpustakaan akan selelau dibutuhkan.
BalasHapus