Rabu, 09 Mei 2012

PERAN PUSTAKAWAN SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DI PERPUSTAKAAN


 
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu diberikan akal, pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan, dalam hubungannya dengan peran pustakawan sebagai makhluk sosial, pustakawan adalah manusia yang selalu hidup dengan  manusia lainnya. Manusia dikatakan makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia jika tidak hidup ditengah-tengah manusia.


Pustakawan sebagai manusia, dapat berperan jika ada bantuan atau kerjasama dengan orang lain, dengan demikian pustakawan dapat berkomunikasi dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, seperti  :
a.       Manusia tunduk pada  aturan, norma sosial.
b.      Perilaku manusia mengharapkan penilaian dari orang lain.
c.       Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d.      Potensi manusia akan berkembang jika hidup ditengah-tengah manusia.

Keberhasilan pustakawan dalam melaksanakan tugas akan sangat tergantung dari kemampuan seorang pustakawan untuk berhubungan dengan orang lain, baik dengan sesama pustakawan, dengan atasan, ataupun dengan pengguna perpustakaan. Pustakawan harus mampu membina hubungan interpersonal yang baik dalam beberapa aspek, meliputi keterampilan sosial, empati, energi, persuasif dan toleransi. Ada beberapa  pertanyaan  yang  dapat  diajukan  kepada  diri kita atau kita meminta umpan balik untuk menilai kualitas interpersonal yang kita miliki, sebagai berikut :  
a.       Keterampilan social, dalam hal ini terdapat berberapa pertanyaan tentang diri pustakawan, yaitu : (1) apakah pustakwan sudah cakap dalam membangun hubungan; (2) apakah pustakwan mudah bersosialisasi; (3) apakah pustakwan sudah percaya diri; (4) apakah pustakawan sudah dapat merespon secara hangat kepada orang lain, seperti pemustaka, teman, atasan atau bawahan; (5) apakah pustakawan sudah dapat membangun kepercayaan; (6) pustakwan harus dapat berkomunikasi secara lisan dengan mudah.
b.      Empati, dalam hal ini, (1) pustakawan harus dapat melihat dan memperlihatkan apa yang saya lihat dari perspektif orang lain; (2) pusrtakawan mesti sadar akan perbedaan nuansa social yang ada; (3) pustakawan mesti sensitive terhadap perasaan orang lain.
c.       Energi, pustakawan harus memiliki energy, yaitu dengan : (1) menunjukkan komitmen kepada orang lain dengan  mau bekerjasama, menolong, dan menawarkan gagasan serta menunjukkan antusiasme; (2) meminta feedback dari orang lain tentang kinerjanya; (3) pustakawan harus dapat membuat sesuatu dapat berwujud dalam kekuatan penuh dengan cara yang sensitive; (4) pustakwan mesti responsive dalam berhubungan dengan orang lain; (5) pustakawan harus memiliki kekuatan dalam menghadapi tantangan baru; (6) pustakwan harus memelihara semangat dengan orang lain dalam berbagai aktivitas.
d.      Persuasif, dalam hal ini pustakawan mestinya dapat bertindak secara persuasive, dengan cara (1) pustakawan secara umum harus dapat memberikan kesan yang baik dengan orang lain; (2) pustakawan harus dapat berlaku baik dalam mencari pandangan orang lain; (3) pustakawan mesti mampu menawarkan ide-ide dengan cara yang tidak defensive; (4) pustakwan dalam menyelesaikan masalah ketika berkolaborasi dengan orang lain secara bagus (5) pustakawan mampu mempengaruhi orang lain (misalnya untuk kegemaran membaca)
e.       Toleransi, dalam hal topleransi maka (1) pustakawan mesti sabar menghadapi kepercayaan dan nilai-nioai yang dipegang orang lain; (2) pustakawan harus terbuka terhadap ide-ide dan kemungkinan-kemungkinan yang ada; (3) pustakawan  mesti dapat berkomunikasi secara terhormat ketika timbul konflik dengan orang lain.

Didalam bekerja seorang pustakawan tidak hanya berhubungan denga benda mati, seperti buku, dokumen, komputer, dan peralatan lainnnya. Pustakawan juga harus berhubungan dengan orang lain dalam lingkungan kerjanya, yakni hubungan dengan atasan, dengan bawahan, dan  sesama pustakawan. Untuk dapat mengem-bangkan hubungan sosialnya di perpustakaan, maka pustakawan harus dapat menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan orang-orang yang sama-sama bekerja di perpustakaan, agar kerjasama dapat berjalan dengan lancar.

Membangun hubugan tidak hanya dengan orang-orang yang ada di dalam perpustakaan, namun demikian pustakwan jga harus membangun hubungan dengan orang di luar perpustakaan, seperti dengan pengguna perpustakaan. Apabila pustakawan mempunyai hubungan interpersonal yang baik dengan pengguna, maka mereka tidak akan enggan untuk datang atau mencari informasi  ke perpustakaan. Pengguna yang datang ke perpustakaan untuk  memenuhi kebutuhan informasinya dan mendapatkan pelayanan yang baik dari pustakawan, seperti mendapat sambutan yang baik, diperhatikan dan merasa nyaman ketika mengkomunikasikan kebutuhannya.

Didalam mukadimah Kode Etik Pustakawan Indonesia  dinyatakan “ Perpustakaan sebagai suatu pranata diciptakan dan diadakan untuk kepentingngan masyarakat. Mereka yang berprofesi sebagai pustakawan diharapkan memahami standar etika dalam hubungannya dengan perpustakaan sebagai suatu lembaga, pengguna, rekan pustakawan antara profesi dan masyarakat pada umumnya.

Untuk dapat menunjukkan perannya baik dalam lingkungan perpustakaan dan masyarakat, seorang pustakawan harus memiliki keunggulan dalam profesi, hal tersebut berarti bahwa seorang pustakawan harus memiliki kompetensi personal yang meliputi, sikap keterampilan, dan kemampuan perorangan untuk bekerja efektif dan memberikan sumbangan positif bagi organisasi, dan bagi masayarakat pada umumnya.

Pustakawan agar lebih dapat berperan baik dalam organisasi, maupun pada lingkungan masayrakat, maka harus dapat membangun hubungan interpersonal yang baik dengan atasan, sesama pustakawan dan dengan pengguna serta masyarakat pada umumnya. Sehingga tugas-tugas yang diemban oleh perpustakaan dapat dikomunikasikan dengan baik kepada siapa saja yang berhubungan dengan kepentingan perpustakaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar